Belajar dari Pribadi Yusuf


BELAJAR DARI PRIBADI YUSUF YANG BERETIKA KRISTUS


I.          Siapakah Yusuf  ?
Siapa yang tidak tahu dengan  tokoh Alkitab yang satu ini, Yusuf anak Yakub dalam Perjanjian Lama. Yusuf/Yehosef/yosef artinya Tuhan telah menambahkan seorang anak (laki2) kej 30 : 22-24. Yusuf sebagai anak kesayangannya Yakub dari istri yang paling dikasihinya Rahel, karena Yusuf lahir pada masa tua Yakub kej 29 : 20;30.
Yusuf yang dari kecil sudah mengalami serangkaian proses pembentukan dan persiapan dari Allah untuk menjadikan dia Pemimpin dan Penyelamat bagi bangsa Israel dan bangsa-bangsa lain.
Awal mulanya pada usia 17 tahun, Yusuf bermimpi dan menceritakan mimpi-mimpinya pada semua saudara-saudaranya bahwa mereka semua akan sujud menyembah kepada Yusuf termasuk ayah dan ibunya. Hal ini menyebabkan iri hati dan rasa cemburu yang dalam pada semua saudara-saudaranya terutama anak-anak selain Benyamin/Ben-Oni dan Yusuf apalagi Yusuf disayang secara berlebihan oleh Yakub, ayah mereka. Yusuf diberikan jubah yang maha indah dari ayahnya, Yakub dan menyebabkan iri hati saudara-saudaranya.
Di kejadian 37 Yusuf, tatkala berumur 17 tahun–jadi masih muda–biasa menggembalakan kambing domba, bersama-sama dengan saudara-saudaranya, anak-anak Bilha dan Zilpa, kedua isteri ayahnya. Dan Yusuf menyampaikan kepada ayahnya kabar tentang kejahatan saudara-saudaranya.
Israel atau Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Pada suatu kali bermimpilah Yusuf, lalu mimpinya itu diceritakannya kepada saudara-saudaranya; sebab itulah mereka lebih benci lagi kepadanya.
Akhirnya mereka menyusun rencana dan berhasil menyingkirkan Yusuf dengan cara menjual Yusuf seharga 20 syikal perak kepada saudagar-saudagar Midian keturunan Ismael, yang membeli orang-orang untuk dijadikan budak dan diperjualbelikan sesampainya di Mesir. Di Mesir, Yusuf dibeli menjadi budak oleh Potifar, pegawai istana Firaun, yang juga kepala pengawal Firaun. Yusuf yang secara fisik tampan dan berperilaku baik berulangkali berhasil dalam segala pekerjaan yang dipercayakan kepada dia karena Alkitab berkata Allah menyertainya. Namun karena dituduh berzinah atau memperkosa istri Potifar, akhirnya Potifar menyebabkan Yusuf dijebloskan ke dalam penjara karena Potifar termakan atau percaya perkataan istrinya.
Dalam kejadian 39 - 40, Yusuf dipercaya oleh kepala penjara dan tetap setia pada Allah. Lewat kedua mimpi Juru Minuman dan Juru Roti Raja Firaun yang diberitahukan artinya oleh Yusuf, akhirnya terjadilah sesuai pemberitahuan Yusuf bahwa 3 hari kemudian, Juru Roti Firaun mati digantung sesuai arti mimpinya.
Dan Juru Minuman Raja diangkat kembali pada posisinya semula yaitu menjadi Juru Minuman Raja Firaun kembali, 3 hari kemudian.
Dalam kejadian 41, Setelah lewat 2 tahun, Raja Firaun bermimpi dan Juru Minuman ingat bahwa ada Yusuf yang pernah menafsirkan mimpinya secara tepat. Akhirnya Yusuf -yang berusia 30 tahun- dipanggil menghadap Firaun dan berhasil mengartikan mimpi Raja Firaun serta diangkat menjadi penguasa atas seluruh Mesir dibawah kekuasaan Firaun.
Dalam Kejadian 42 – 45, diceritakan bagaimana akhirnya Yusuf bertemu dan dengan saudara – saudaranya yang telah berbuat jahat kepadanya tapi Yusuf sangat mengasihi keluarganya, punya hati mengampuni saudara-saudara dalam keluarganya, tidak mengingat-ingat kesalahan. Perkataannya yang terkenal dalam Alkitab yang dicatat dalam Kejadian pasal terakhir yaitu “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah? Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Singkat cerita dalam usia yang relatif muda, 30 tahun, Yusuf sukses dan Yusuf menjadi Orang Kedua dibawah Firaun. Olehnya, Allah menjaga kehidupan dan memelihara kehidupan bangsa Israel dan banyak bangsa yang kelaparan yang datang ke Mesir waktu itu. Sampai akhir hidup Yusuf, orang Israel terjamin hidupnya di Tanah Gosyen di Mesir.

II.        Dari tokoh Yusuf kita bisa belajar beretika Kristus :
1.        Yusuf adalah orang yang hidup takut akan Tuhan yang menjaga kekudusan hidupnya sebagai seorang pemuda yang ditawari kenikmatan dunia, namun memilih lebih takut pada Allah daripada manusia.
2.        Yusuf orang yang bertanggungjawab dalam setiap tugas yang dipercayakan kepadanya, mulai dari perkara kecil sampai dipercayakan perkara-perkara atau tanggungjawab yang besar, dia berhasil dengan sepenuh hati mengerjakan semuanya.
3.        Dia adalah seorang yang rendah hati dan punya hati mengasihi, meskipun punya kesuksesan yang luarbiasa.
4.        Dia juga orang yang tidak menyalahkan Tuhan atau mengeluh dan bersungut-sungut untuk hal-hal buruk yang menimpa hidupnya.
5.        Yusuf adalah seorang Visioner yang melangkah bersama-sama Tuhan dalam lintasan yang tepat dengan cara-cara yang berkenan dihadapan Tuhan.
6.        Yusuf punya kasih dari Tuhan, sehingga tidak ada kata benci, dendam, iri dll
7.        Yusuf adalah salah satu contoh orang yang mengandalkan Tuhan dalam segala aspek hidupnya. Dia adalah teladan manusia unggul yang disertai Tuhan sehingga Alkitab berkata “TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam segala sesuatu yang dikerjakannya.”

III.      Beberapa Pelajaran hidup Yusuf yang bisa kita contoh
·           Hati yang penuh penerimaan
Kita seringnya merespon kesulitan hidup dengan bertanya, “Mengapa harus aku?” Tetapi Yusuf malah meresponi pengalaman pahitnya dengan menerima keadaan tersebut. Ia menerima statusnya sebagai budak, bekerja sebagai pelayan Potifar. Dan ketika dia dilemparkan ke dalam penjara ia terus bekerja keras.
Pelajaran: Yusuf mengajarkan bahwa hanya dengan menerima kondisi saat inilah kita bisa melangkah maju dan menjadi sukses.
·           Rajin / Pekerja keras
Yusuf tidak berusaha melawan orang-orang yang telah memperbudak dia. Dia benar-benar membantu mereka untuk menciptakan kesejahteraan. Hal ini terjadi di rumah Potifar dan di penjara. Mereka menyadari bahwa Yusuf adalah sosok yang memiliki bakat dan diberkati
Pelajaran: Jika kita tidak bekerja keras melalui kesulitan kita, orang lain mungkin tidak akan pernah melihat kemampuan besar yang ada di dalam kita.
·           Penuh dengan kesabaran
Yusuf percaya bahwa Tuhan akan memberkatinya melalui mimpi-mimpinya. Maka dari itu, dia melewati pencobaan tersebut dengan kesabaran, sebab dia percaya berkat terselubung akan terjadi.
Bersamaan dengan kesabarannya itu pula Yusuf mencari solusi. Setelah menafsirkan mimpi tukang roti dan keju, dia meminta pelayan memberitahukan kesusahannya itu. Setelah itu, dia terus bekerja di penjara sembari mempercayai waktu Tuhan akan tiba.
Pelajaran: Yusuf Mengingat berkat-berkat Tuhan memang menjadi cara terbaik untuk bisa menumbuhkan kesabaran dalam diri.
·           Mempunyai Integritas
Kej 39 : 10, 12 digoda tiap hari tapi Yusuf tetap tidak tergoda atau tidak melakukan yg jahat dimata Tuhan dan karena itu Yusuf juga harus menerima fitnahan bahkan dipenjara tapi Yusuf tetap hidup dalam kekudusan dan bisa menerima keadaan yang seijin Tuhan
Pelajaran: Yusuf Memilih menghindar dan tidak terjerumus dalam godaan adalah ujian integritas yang sangat sulit.
·           Penuh kerendahan hati
Ketika Yusuf dipanggil untuk menafsirkan mimpi Firaun, dia bisa saja merebut pujian dari raja untuk dirinya sendiri. Sebaliknya, dia justru memberikan segalanya kepada Tuhan. “Yusuf menyahut Firaun: "Bukan sekali-kali aku, melainkan Allah juga yang akan memberitakan kesejahteraan kepada tuanku Firaun. (Kejadian 41: 16)”.

Pelajaran: Yusuf tahu Tuhanlah yang telah mengerjakan segala hal dalam kehidupannya sehingga yang patut dipuji dalam hal itu adalah Tuhan.
·           Penuh belas kasihan
Yusuf berhak membalaskan dendam atas pelakuan saudara-saudaranya, potifar dan penjaga penjara di masa lalu. Tetapi dia memilih untuk memberkati mereka. Dia membantu Potifar dan penjaga penjara untuk menciptakan kesejahteraan negeri. Dia menafsirkan mimpi dan mengusulkan upaya menyelamatkan bangsa Mesir dari kelaparan yang berkepanjangan. Dia benar-benar hidup sebagaimana Yesus mengajarkan kita untuk hidup saling mengasihi hingga di masa ini        (Matius 5: 44)
Pelajaran: Mampu melepaskan rasa dendam dan sakit hati, akan membantu kita untuk melewati pencobaan hidup dan tetap jadi berkat.
·           Memiliki hati yang mengampuni
Yusuf tahu bahwa kesulitan yang terjadi ternyata menciptakan perkara besar. Karena itu dia mengampuni mereka sepenuhnya. Sebab ketika kita mengampuni, kita melepaskan segala kepahitan dan amarah yang dapat menghambat kita mencapai kemajuan hidup dan diberkati Tuhan
Pelajaran: Kesulitan justru membantu kita untuk mengasah karakter yang benar dalam menghadapi masalah, jadikan kebencian dan penderitaan jadi berkat buat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages